Oleh: Irsan Jafar
Salah satu yang paling berkembang saat ini adalah fotografi. Diantara perkembangannya yang signifikan dibuktikan dengan banyaknya bermunculan terminologi baru dalam dunia fotografi, baik yang berkenaan dengan peralatan teknis, ataupun jenis genre dalam fotografi. Beberapa tahun belakangan ini berkembang istilah Street Photography (Fotografi Jalanan), yaitu sebagai salah satu genre baru dalam fotografi. Jenis fotografi ini bersifat dokumenter dan humanistik. Objek sentral dari genre ini menyangkut manusia dan kehidupan perkotaan. Melingkupi potret keseharian manusia-manusia kota dari berbagai latar belakang dan status sosial, arsitektur bangunan kota dan area-area publik. Bahkan potret kesemrawutan visual kota akibat ulah sekelompok manusia.
Sekelumit pola dan tingkah manusia seringkali muncul secara spontanitas di jalan. Bahkan tidak sedikit orang yang hidup dalam siklus kota melakukan kebiasaan-kebiasaan aneh. Artinya, kebiasaan yang dianggap lumrah bagi sebagian orang kota namun jarang dilakukan oleh kebanyakan orang. Seperti menjemur pakaian di jembatan kanal, menggosok gigi di dalam mobil, ataupun tidur di atap halte. Terlepas sikap aneh tersebut didasari asas kesadaran bermasyarakat atau tidak, namun demikianlah realitas yang terjadi di perkotaan. Dan niscaya akan menjadi kepuasan tersendiri bagi seorang fotografer street jika berhasil merekam hal yang aneh.
by Markus Hartel |
Street Photography sangat populer di negara-negara besar seperti Inggris, Jerman, Brasil, Cina, Singapura dan juga Indonesia. Karena tingginya arus kesibukan manusia dan kepadatan ruang-ruang publik menjadi perhatian tersendiri bagi fotografer street. Sebab kebanyakan fotografer yang bermukim di kota besar hampir tidak memiliki waktu khusus untuk hunting foto, apalagi harus mengeluarkan biaya besar untuk melakukan perjalanan jauh tetap dalam rangka berburu foto. Dalam Street Photography, subjek bisa terdapat dimana-mana meski seringkali diluar rencana (spontanitas), sehingga subjek foto dan fotografer menjadi lebih dekat. Namun, bukan berarti dari kedekatan itu si fotografer hanya sekadar memotret situasi di sekelilingnya. Sebab, pada dasarnya genre apapun yang dijadikan lokomotif berkarya fotografi tetap mengacu pada konsep dan terapan kaidah-kaidah fotografi konvensional. Tentunya juga tidak lepas dari kreativitas.
by Markus Hartel |
by Simon Saw Street |
Lebih mendalam lagi secara karakteristik Street Photography merupakan satu bentuk upaya penggambaran situasi sosial yang sedang terjadi di tengah masyarakat. Sekaligus membangun kesadaran publik bahwa masih ada kehidupan ‘lain’ di luar sana yang membutuhkan perhatian. W. Eugene Smith misalnya, yang menarik perhatian dunia lewat karya esai fotonya mengenai penyakit Minamata yang diderita penduduk sekitar sebagai dampak buruk yang diakibatkan limbah pabrik logam Chisso di Jepang. Fotografer Manuel Rivera Ortiz yang mengkampanyekan kepada dunia tentang kemiskinan. Demikian juga dilakukan oleh Henri Cartier Bresson, Eugene Atget dan Don McCullin yang mendokumentasikan kondisi masyarakat yang berada dalam keterpurukan sosial akibat konflik perang, perselisihan perkotaan, dan sebagainya.
w.eugene smith_untitled-pittsburgh_factory 1955 |
Di Indonesia, peminat Street Photography sedang tumbuh berkembang. Belakangan ini banyak berdiri komunitas fotografi berbasis street, utamanya di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Yogyakarta. Selain didukung oleh aneka macam desain arsitektur bangunan dari model tradisional hingga modern, juga di dukung oleh beragamnya aktivitas masyarakat kota dari berbagai latar belakang dan status sosial.
Chess Man, by Irsan Jafar |
Memang kenyataannya bahwa kehidupan perkotaan dan segala persoalannya tidak akan pernah “selesai” untuk direkam, kapan pun dan dimana pun. Perhatikanlah di sekeliling anda, barangkali ada sesuatu yang menarik. Selamat beraksi!
Sekian